Fokus pada Keluarga Inti
Siapakah keluarga inti yang saya maksudkan? tak tain tak bukan adalah Ikang Fawzi suamiku, Bella Fawzi sulung kami dan Chikita Fawzi si bungsu kami.
Minggu lalu, saya berkesempatan menemani keluarga ana pergi memancing di salah satu kolam pemancingan yang terletak di wilayah Natar, LampungSelatan. Di tempat yang asri ini memberikan kesempatanbagi diri untuk mengajarkan kesabaran dalam berproses kepada seluruh anggota keluarga termsuk diri ini--melalui kegiatan memancing.
Uniknya Memancing
Kegiatan ini membutuhkan ketenangan, ketekunan, kecermatan, dan juga kesabaran agar mendapatkan hasil yang diinginkan. Sambil memperhatikan suami dan anak-anak, pikiranku melayang jauh. Betapa hidup ini lsesungguhnya diibaratkan sebuah kegiatan memancing. Bagaimana dalam keadaan yang jauh dari ideal (menunggu dalam ketidakpastian hidup) kita dapat selalu berada dalam suasana hati bersih dan mendapatkan ketenangan batin? Berdasarkan pengalaman saya, kunci dari kebersihan diri dan ketenangan batin adalah berpikir positif.
Berpikir Positif
Saya sempat berdiskusi dengan seorang sahabat mengenai kebiasaan ‘berpikir positif. Ada perbedaan antara 'masalah' dengan 'pikiran yang negatif'. Masalah berdasarkan pada fakta. Pikiran negatif adalah 'cara' kita melihat masalah. Masalah dan pikiran yang negatif akan selalu ada dalam hidup manusia. Tapi pikiran negatif dapat dikendalikan dengan kekuatan pikiran dan iman.
Sebagaimana dengan iman, pikiran kita juga turun naik antara positif dan negatif. Oleh karena itu, pikiran harus dikendalikan secara penuh agar dapat membantu kita memecahkan masalah yang muncul. Dan kelengkapan berpikir positif yang paling penting adalah bersabar. Karena kesabaran akan membantu kejernihan pikiran dan pengendalian masalah. Diskusi kami pun berkembang ke konsep kesabaran. Kesabaran setidaknya memiliki 2 (dua) dimensi, yaitu: (1) dimensi pertama, kesabaran adalah cara kita menghargai diri kita. Kalau kita tidak bersabar, kita akan cenderung merusak kehormatan kita; dan (2) dimensi yang kedua adalah cara kita menghargai Allah. Kesabaran adalah alat yang diberikanNya untuk menghadapi persoalan. Dan kita harus memanfaatkan alat itu dengan sebaik-baiknya. Kadang tidak semua masalah memiliki solusi. Namun dengan kesabaran masalah kadang tidak lagi menjadi masalah. Alangkah indahnya hidup bila kita selalu berpikir positif dan menghadapi semuanya dengan kesabaran. Kita akan menjalani semuanya dengan ringan.
Insya Alah demikian adanya...